August 10, 2013

Kebun Raya Bogor: Banyak Belajar, Belajar Banyak!

Walaupun aku sempat tinggal di Depok selama kurang lebih 2 tahun, tetapi aku belum pernah sekali pun mengunjungi Kebun Raya Bogor yang merupakan kebun botani terbesar ketiga di Indonesia (setelah KR Eka Karya Bali dan KR Cibodas, Cianjur). Kesempatan berharga ini akhirnya datang pada Selasa, 6 Agustus 2013 lalu. Bersama Bang Supriadi dan Bang Tommy, kami menuju KRB dengan menggunakan KRL rute Pondok Ranji-Tanah Abang & Tanah Abang-Bogor. Banyak sekali hal baru yang kami pelajari disana. Tertarik, readers? Segera siapkan waktumu! :)

Kebun Raya Bogor atau Kebun Botani Bogor didirikan pada tanggal 18 Mei 1817 oleh seorang botanis asal Jerman yang bernama Prof. Dr. C.G.C. Reinwardt. Awal pendirian kebun raya yang luasnya 87 hektar ini untuk melakukan penelitian manfaat berbagai tumbuhan serta koleksi tanaman yang bernilai ekonomi yang berasal dari kawasan Indonesia juga dari mancanegara.
Dari sekitar 50 jenis tumbuhan yang berhasil diproduksi di Kebun Raya Bogor, salah satu tanaman yang kini berkembang menjadi ekspor utama Indonesia yaitu Kelapa Sawit atau Elaei guineensis. Jenis tumbuhan asal Afrika Barat ini untuk pertama kalinya didatangkan ke Indonesia dan ditanam di Kebun Raya Bogor pada tahun 1848 kemudian menjadi induk bagi kelapa sawit yang tersebar di berbagai pelosok perkebunan di Asia Tenggara.

Thanks to Bang Adi yang menjadi pencetus ide liburan & fotografer hari ini :)
Bersama Bang Tommy berfoto di depan pintu masuk KRB
Koleksi Kebun Raya Bogor sangat beragam mulai dari berbagai jenis tumbuhan, bunga, bahkan fosil binatang juga ada. Belum lagi pancuran air yang didesain dengan elegan, sungguh menyejukan pandangan. Ditambah banyaknya pepohonan, membuat udara di sekitar Kebun Raya Bogor begitu menyegarkan.

Tugu Lady Raffles
Sebuah goresan cinta berupa larik-larik puisi karya Raffles.
Oh thou whom neer my constant heart
One moment hath forgot
Tho fate severe hath bid us part
Yet still – forget me not
Jika diterjemahkan secara bebas, maka makna puisi tersebut kurang lebih sebagai berikut, “Oh kau yang tak pernah satu kali pun terlupakan oleh detak jantungku. Takdir yang keji telah memisahkan kita. Namun, jangan pernah lupakan aku.

Di depan Tugu Lady Raffles
Bangunan unik bernilai sejarah ini didirikan oleh Sir Thomas Stamford Raffles seorang Letnan Gubernur Inggris di Pulau Jawa (1811-1816) sebagai kenangan kepada istrinya Lady Olivia Mariamne yang meninggal di Buitenzorg, 20 November 1814. Sebagai istri gubernur, selama hidupnya ia memperkenalkan reformasi sosial di kalangan masyarakat Jawa. Lady Olivia meninggal pada usia 43 tahun karena malaria. Sebait kata-kata puitis dalam bahasa Inggris klasik yang anda temukan disini adalah tulisannya (Lady Olivia) sendiri. Monumen ini sempat dihancurkan oleh serangan angin pada 1 Januari 1970 tapi kemudian direkonstruksi 17 Agustus 1970.

Museum Zoologi Bogor
Berawal dari Museum Zoologicum Bogoriense (MZB) yang didirikan di Bogor pada tahun 1894, merupakan bagian dari 's Lands Plantentuin. Pada awal didirikannya MZB berfungsi sebagai laboratorium zoologi yang memberi wadah penelitian yang berkaitan dengan pertanian dan zoologi, meliputi kegiatan inventarisasi fauna Indonesia. Dalam perkembangannya sebagai bidang zoologi aktivitasnya diperluas.


Bidang Zoologi telah mengembangkan koleksi binatang awetan dan binatang hidup untuk penelitian ilmiah. Koleksi ilmiah untuk kepentingan penelitian meliputi beberapa kelompok sebagai berikut:
  1. Mamalia. Terdiri dari berbagai jenis binatang menyusui yang dikumpulkan dari berbagai kepulauan di Indonesia. Jumlah koleksi 650 jenis, terdiri dari 30.000 contoh binatang (spesimen).
  2. Ikan. Berbagai jenis ikan yang menjadi kekayaan koleksi terdiri dari 12.000 jenis yang diwakili oleh 140.000 contoh binatang.
  3. Burung. Dikumpulkan dari wilayah Indonesia Timur dan Barat. Jumlah seluruhnya 1000 jenis, meliputi 30.762 contoh binatang.
  4. Reptil dan Amfibi. Di daerah tropis, terutama di Indonesia jumlahnya tidak banyak. Koleksi yang tersimpan tercatat 763 jenis, diwakili oleh 19.937 contoh.
  5. Moluska. Kekayaan koleksi moluska di Indonesia tercatat 959 jenis yang diwakili oleh 13.146 contoh.
  6. Serangga. Adalah kelompok binatang yang paling banyak jumlahnya. Koleksi serangga tercatat 12.000 jenis, diwakili 2.580.000 contoh spesimen.
  7. Invertebrata lain. Terdiri dari jenis-jenis invertebrata bukan moluska dan serangga. Koleksi yang terkumpul ada 700 jenis diwakili oleh 1.5558 contoh.
Salah satu koleksi MZB: replika Kerangka Paus Biru
Salah satu daya tarik utama Kebun Raya Bogor adalah bunga bangkai (Amorphophalus titanum) karena saat-saat mendekati mekar akan mengeluarkan bau bangkai yang menyengat. Bunga ini dapat mencapai tinggi 2 meter dan merupakan bunga majemuk terbesar di dunia tumbuhan.
Sayang sekali saat kami berkunjung, bunga bangkai ini tidak berbunga sehingga kami tidak berkesempatan melihat si cantik-yang-bau ini :(

Istana Bogor



Istana Bogor merupakan salah satu dari enam Istana Presiden Republik Indonesia yang mempunyai keunikan tersendiri dikarenakan aspek historis, kebudayaan, dan faunanya. Salah satunya adalah keberadaan rusa-rusa yang didatangkan langsung dari Nepal dan tetap terjaga dari dulu sampai sekarang. Sebelumnya Istana Bogor dilengkapi dengan sebuah kebun besar, yang dikenal sebagai Kebun Raya Bogor namun sesuai dengan kebutuhan akan pusat pengembangan ilmu pengetahuan akan tanaman tropis, Kebun Raya Bogor dilepas dari naungan istana pada tahun 1817. Istana Bogor mempunyai bangunan induk dengan sayap kiri serta kanan. Keseluruhan kompleks istana mencapai luas 1,5 hektar.

Makam Belanda
Komplek pemakaman tua ini telah ada jauh sebelum Kebun Raya Bogor didirikan (1817). Bentuk nisan, ornamen, dan tulisannya sangat menarik untuk Anda amati.


Di sini terdapat 42 makam, 38 di antaranya mempunyai identitas sedangkan sisanya tak dikenal. Kebanyakan yang dimakamkan di sini adalah keluarga dekat gubernur jenderal Hindia Belanda. Ada makam D.J. de Eerens, seorang gubernur jenderal yang menjabat tahun 1836-1840. Juga makam Mr. Ary Prins seorang ahli hukum yang pernah dua kali menjadi pejabat sementara gubernur jenderal Hindia Belanda.
Ada pula dua orang ahli biologi yang meninggal tahun 1820-an dalam usia muda dan dikuburkan dalam satu makam. Mereka adalah Heinrich Kuhl dan J.C. van Hasselt, anggota "The Netherlands Commision for Natural Sciences" yang dikirim ke Indonesia untuk bekerja di Kebun Raya Bogor.


Makam tertua di komplek pemakaman ini adalah makam seorang administrator toko obat berkebangsaan Belanda yang bernama Cornelis Potmans, wafat 2 Mei 1784. Sedangkan yang paling baru adalah makam Prof. Dr. A.J.G.H. Kostermans yang meninggal tahun 1994. Ia adalah seorang ahli botani terkenal dari Belanda yang menjadi warga negara Indonesia sejak tahun 1958. Kostermans dimakamkan dekat lingkungan tumbuhan yang ia cintai sesuai keinginannya, selain sebagai penghargaan pemerintah Indonesia atas jasa-jasanya unutk ilmu pengetahuan. Hingga akhir hayatnya ia bekerja di kantor Herbarium Bogoriense yang terletak di seberang Kebun Raya Bogor.


Berjalan menyusuri Kebun Raya Bogor, kami pun memasuki Taman Meksiko. Begitu banyak jenis kaktus yang ditanam membuat kami kagum dan takjub. Tumbuhan ini tidak memiliki daun dan dipenuhi dengan duri. Yang membedakan kaktus yang satu dengan yang lainnya adalah, bentuk, warna batang, bunga, dan besar kecilnya duri.

Namun, keindahan beberapa kaktus ini dirusak oleh pengunjung yang tidak bertanggung jawab dengan mengukir nama-nama mereka di batang yang pipih tersebut. Sepertinya kesadaran masyarakat untuk melindungi tumbuhan yang juga merupakan makhluk hidup, masih kurang. Jangan ditiru ya, readers! :(

Taman Meksiko ini didesain semirip mungkin dengan aslinya. Tumbuhan yang mengandung banyak air ini ditanam diatas pasir dan bebatuan, sehingga menyerupai kaktus yang tumbuh di padang pasir Meksiko.
Berfoto di Taman Meksiko!
Jembatan Merah ini adalah salah satu benda simbolis di Kebun Raya Bogor. Kabarnya, bila pasangan berpacaran melewati jembatan ini, maka kisah cintanya akan segera berakhir. Wow. Mitos emang selalu aneh-aneh :') Jembatan ini juga terkenal sebagai lokasi syuting FTV ataupun film dan sinetron sejak dahulu kala.


Sejuknya Kebun Raya Bogor! Seandainya pohon-pohon raksasa ini bertumbuh di sisi jalan raya di Kota Jakarta, ya :(
Selama menelusuri KRB, kita tak perlu khawatir kelelahan, karena Anda bisa beristirahat sejenak di gazebo, bangku taman, atau sambil memesan makanan dan minuman di Café Dedaunan yang berlokasi di dekat Taman Anggrek.

Berfoto dengan latar Cafe Dedaunan di kejauhan
Rumah Anggrek (Orchid Garden)
Rumah Anggrek merupakan sebuah tempat penelitian dan pelestarian serta memberikan informasi seputar teknik perawatan tanaman anggrek berlokasi di Kebun Raya Bogor.


Kebun Raya Bogor merupakan tempat konservasi ex-situ yang salah satu tugasnya adalah melestarikan jenis-jenis anggrek alam yang ada di Indonesia. Jenis-jenis anggrek yang sudah berhasil diindentifikasi dan dikoleksikan di Kebun Raya Bogor berjumlah 421 jenis yang terdiri dari 92 marga. Secara umum anggrek-anggrek ini sering dimanfaatkan sebagai tanaman hias atau bunga potong. Untuk mendukung upaya pelestarian anggrek, maka telah dibuka fasilitas rumah anggrek yang dikelola oleh Yayasan Anggrek Indonesia. Fasilitas ini selain bertujuan untuk konservasi tanaman anggrek juga berfungsi sebagai salah satu tempat kunjungan yang bersifat memberikan edukasi mengenai jenis-jenis anggrek di Indonesia kepada masyarakat.

Foto berbagai koleksi anggrek di Orchid Garden

Salah satu pojok berisi koleksi anggrek di Orchid Garden